:: DOA MENGUSIR SETAN DAN BISIKANNYA ::
الاِسْتِعَاذَةُ بِاللهِ مِنْهُ
1. Berlindung kepada Allah darinya (setan), membaca أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. [1]
الآذَانُ
2. Mengucapkan Adzan. [2]
الأَذْكَارُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
3. Melakukan Dzikir dan Membaca Al-Qur’an. [3]
Termasuk yang dapat mengusir setan adalah bacaan dan dzikir di waktu pagi dan petang, dzikir saat hendak dan bangun tidur, dzikir masuk dan keluar rumah, dzikir masuk dan keluar masjid, dan dzikir lainnya yang disyari’atkan, seperti membaca ayat Kursi saat hendak tidur, membaca dua ayat yang terakhir dari surah Al-Baqarah dan lain-lain.
:: BACAAN UNTUK MENOLAK GANGGUAN SETAN ::
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِيْ لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَبَرَأَ وَذَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak akan diterobos oleh orang baik dan orang durhaka, dari kejahatan apa yang diciptakan dan dijadikan-Nya, dari kejahatan apa yang turun dari langit dan yang naik ke dalamnya, dari kejahatan yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dari kejahatan fitnah-fitnah malam dan siang, serta dari kejahatan-kejahatan yang datang (di waktu malam) kecuali dengan tujuan baik, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.” [4]
::
DOA SAAT RAGU DALAM
::
::
SHALAT DAN BACAANNYA
::
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، وَاتْفُلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk". Lalu meludahlah ke kiri tiga kali.” [5]
* * *
SYARAH DOA UNTUK MENGUSIR SYETAN
DENGAN SEGALA GANGGUANNYA (1)
الإِسْتِعَاذَةُ بِاللهِ مِنْهُ
"Berlindung kepada Allah dari godaannya." [6]
Maksudnya adalah hendaknya Anda mengucapkan,
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk."
Allah Ta'ala berfirman,
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ . وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku'." (QS. Al-Mukminun: 97-98)
SYARAH DOA UNTUK MENGUSIR SYETAN
DENGAN SEGALA GANGGUANNYA (2)
الأَذَانُ
"Mengucapkan adzan."
Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu.
Di antara apa-apa yang bisa untuk mengusir syetan adalah adzan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,
إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِيْنَ أَقْبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ، أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ، أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ اُذْكُرْ كَذَا، اُذْكُرْ كَذَا، لِـمَا لَـمْ يَكُنْ يَذْكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى
"Jika diserukan untuk menunaikan shalat, maka syetan berbalik dan dia memiliki kentut sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai dikumandangkan, dia berbalik menghadap. Jika dikumandangkan iqamah untuk shalat, dia berbalik; jika iqamah usai dikumandangkan dia berbalik menghadap. Sehingga membuat betikan di antara orang dan jiwanya. Sehingga dia mengatakan, 'Ingat demikian dan ingat demikian, yang sebelumnya ia tidak mengingat apa-apa, hingga orang itu tidak tahu berapa rakaat dia telah menunaikan shalat.'" [7]
Ungkapan إِذَا نُودِيَ 'jika diserukan ', dengan kata lain, jika diserukan adzan.
Ungkapan أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ 'maka syetan berbalik'. Ini adalah permisalan keadaan syetan ketika dia berlari dari mendengar adzan dimisalkan dengan orang yang ditimpa sesuatu yang sangat besar atau dihadang kondisi yang sangat bahaya, sehingga dia terkentut-kentut karena dahsyatnya apa yang dia hadapi. Karena dalam kenyataan kekerasan yang sangat besar muncul rasa takut atau lainnya. Yang menyebabkan perpanjangan pada sendi-sendi, seseorang tidak mampu lagi untuk menjaga dirinya hingga terbukalah dengan sendirinya jalan kencing dan air besar. Ketika syetan -laknat atas dirinya- dihadang kedahsyatan yang sangat besar dan kondisi yang sangat berbahaya ketika seruan untuk menunaikan shalat, dia mengarah ke arah melarikan diri sehingga tidak mendengar adzan, keadaannya mirip dengan keadaan orang tersebut di atas.
Jika dikatakan, "Apa hikmah syetan lari menjauhkan diri dari adzan dan tidak lari menjauh dari bacaan Al-Qur an, padahal lebih utama daripada adzan?" Dikatakan kepadanya, "Bahwa dia melarikan diri dari Adzan dan dia sampai terkentut-kentut adalah agar tidak mendengarnya, sehingga dia harus bersaksi atas apa yang dia dengar ketika dia dituntut untuk bersaksi pada hari Kiamat, karena disebutkan dalam hadits,
لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah jin, manusia, atau sesuatu yang lain mendengar sejauh mana adzan seorang muadzin, melainkan akan menjadi saksi baginya di hari Kiamat."
Sedangkan syetan adalah sesuatu pula.
Dalam hal ini yang terbaik dikatakan, "Sesungguhnya syetan berbalik karena besarnya perkara adzan. Adzan mencakup dasar-dasar tauhid dan memunculkan syiar Islam serta memproklamirkannya." Dikatakan, "Dia berbalik karena putus asa menggoda manusia ketika manusia itu justru memproklamirkan tauhid."
Ungkapan فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِيْنَ أَقْبَلَ 'jika adzan telah usai dikumandangkan, dia berbalik menghadap', dengan kata lain, jika telah usai adzan, maka syetan itu datang lagi. Hal itu karena telah hilang darinya kesengsaraan dan petaka yang besar.
SYARAH DOA UNTUK MENGUSIR SYETAN
DENGAN SEGALA GANGGUANNYA (3)
الأَذْكَارُ وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ
"Dzikir-dzikir dan membaca Al-Qur’an."
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya syetan itu lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah" [8]
Di antara apa-apa yang bisa mengusir syetan adalah dzikir-dzikir pagi dan sore, hendak tidur dan bangun tidur, dzikir-dzikir masuk ke dalam rumah dan keluar darinya, dzikir-dzikir ketika masuk ke dalam masjid dan keluar darinya, dan lain sebagainya dari dzikir-dzikir yang masyru' seperti membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, dua buah ayat terakhir dalam surat Al-Baqarah. Dan siapa saja yang mengucapkan,
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (مِائَةَ مَرَّةٍ) كَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Seratus kali), maka baginya penjagaan dari syetan sepanjang harinya.
SYARAH APA YANG HARUS DIUCAPKAN UNTUK MENOLAK TIPU DAYA PARA SYETAN YANG JAHAT
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِيْ لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَبَرَأَ وَذَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak akan melampaui (kalimat ini) orang baik dan orang durhaka dan kejahatan apa yang diciptakan dan dijadikan-Nya, dan kejahatan apa yang turun dari langit dan yang naik ke dalamnya, dan kejahatan yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dan kejahatan fitnah-fitnah malam dan siang, serta dari kejahatan-kejahatan semua pengetuk (yang datang di waktu malam), kecuali dengan tujuan baik, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih." [9]
Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdurrahman bin Khunais Radhiyallahu Anhu.
Di dalamnya disebutkan,
أَنَّ رَجُلً سَأَلَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ خُنَيْشٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ: كَيْفَ صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ كَادَتْهُ الشَّيَاطِينُ ؟ قَالَ: انْـحَدَرَتِ الشَّيَاطِينُ مِنَ الأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ يُرِيدُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَهَمَّ شَيْطَانٌ مَعَهُ شُعْلَةٌ مِنْ نَارٍ يُرِيدُ أَنْ يَحْرِقَ بِـهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا رَآهُمْ فَزَعَ ، فَجَاءَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدٍ ، قُلْ
"Bahwasanya seorang pria bertanya kepada Abdurrahman bin KhunaisRadhiyallahu Anhu dengan berkata, 'Apa yang dilahukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika diperdaya syetan-syetan? Maka, dia menjawab, 'Para syetan itu turun dan sernua lembah dan jalan setapak menghendaki Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Syetan dengan nyala api hendah membakar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengannya. Ketika beliau melihat mereka terkejut. Sehingga datanglah Jibril Alaihissalam, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, ucapkanlah ...'."
Ungkapan لاَ يُجَاوِزُهُنَّ 'yang tidak diterobos', dengan kata lain, tidak melampauinya.
Ungkapan بَرٌّ 'orang baik', dengan kata lain, orang bertakwa.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ ' juga dari kejahatan apa yang turun dari langit' dengan kata lain, berbagai hukuman seperti petir dan hujan.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا ' dari kejahatan apa-apa naik di dalamnya', yakni berupa berbagai amal buruk yang pasti akan menimbulkan hukuman.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ ' dari kejahatan semua makhluk yang telah diciptakan di muka bumi' dengan kata lain, dari kejahatan apa-apa yang telah diciptakan di atas permukaannya, seperti binatang buas jin.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا ' dari kejahatan apa-apa yang keluar darinya', dengan kata lain dari kejahatan apa-apa yang telah diciptakan, dalam perutnya, seperti: berbagai macam serangga dan binatang berbisa.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 'dari kejahatan fitnah-fitnah di malam dan siang hari' dengan kata lain, dari kejahatan apa-apa yang terjadi dalam keduanya.
Ungkapan وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ ' dan dari kejahatan semua pengetuk', dengan kata lain dari kejahatan apa-apa yang datang berupa berbagai musibah pada malam hari.
SYARAH DOA KARENA RAGU
DALAM SHALAT DAN BACAAN
Dengan kata lain, apa yang harus Anda katakan dan lakukan sewaktu gangguan syetan muncul di saat sedang menunaikan shalat atau membaca Al-Qur'an.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، وَاتْفُلْ عَلَى يَسَارِكَ (ثَلاَثًا)
"Aku berlindung kepada Allah dan godaan syetan yang terkutuk." Lalu tiuplah (meniup yang dibarengi mengeluarkan sedikit air ludah -red.) ke arah kirimu (tiga kali)." [10]
Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Utsman bin Abu Al-Ash Radhiyallahu Anhu.
Seutuhnya hadits itu adalah ucapan Utsman bin Abu Al-Ash Radhiyallahu Anhu,
يَا رَسُوْلُ اللهِ، الشَّيْطَانُ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلاَتِي وَقِرَاءَتِي، يَلْبِسُهَا عَلَيَّ؟ فَقَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ذَلِكَ شَيْطَانٌ يَقُالُ لَهُ: خِنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا، قَالَ رضي الله عنه: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ قَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّى
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah menghalangi di antara shalatku dan bacaanku, mengacaukan diriku.' Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Itu adalah syetan yang disebut Khinzab. Jika engkau merasakannya, maka berta'awwudz-lah kepada Allah (isti'adzah adalah mengucapkan, 'a'udzu billahi minasy-syaithanir-rajim'—red.) dari godaannya dan tiuplah (meniup yang dibarengi mengeluarkan sedikit air ludah—red) ke arah kiri tiga kali.' Dia Radhiyallahu Anhu berkata, 'Aku lakukan hal itu sehingga Allah menghilangkannya dariku.'"
Ungkapan حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلاَتِي 'syetan telah menghalangi di antara shalatku dan bacaanku,' dengan kata lain, telah menjadi penghalang antara dua hal. Artinya, syetan telah memalingkan dan melalaikannya bahwa dirinya sedang menunaikan ibadah dengan cara yang sebaik-baiknya.
Ungkapan يَلْبِسُهَا 'mengacaukannya', dengan kata lain, menjadikannya campur aduk bagiku. Dari asal kata al-labs, yang artinya 'mencampuradukkan'.
Ungkapan خِنْزَبٌ 'khinzab'. Para ulama berbeda pendapat ketika menetapkan harakat huruf kha'. Di antara mereka ada yang menandainya dengan fathah. Dan di antara mereka ada pula yang menandainya dengan kasrah. Namun, keduanya dianggap paling masyhur. Di antara mereka ada pula yang menandainya dengan dhammah. Demikian dikisahkan Ibnu Al-Atsir dalam kitabnya, An-Nihayah, sedangkan yang paling banyak dikenal adalah fathah dan kasrah.
Khinzab adalah julukan bagi syetan tersebut. Secara bahasa artinya 'sepotong daging busuk'.
Ungkapan وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ 'dan tiuplah ke arah kiri'. Diperintahkan ke arah kiri karena syetan datang dari arah kiri, karena hati lebih dekat dari kiri, sedangkan syetan tidak pernah menuju melainkan ke arah hati.
An-Nawawi Rahimahullah berkata, "Dalam hadits ini himbauan yang baik untuk berlindung dari godaan syetan dalam bisikannya dengan meniup ke arah kiri tiga kali."
MEMBACA TA'AWWUDZ KETIKA
KONSENTRASI SHALAT TERGANGGU
[11]
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Aku berlindung kepado Allah dari syaitan yang terkutuk.
Kemudian meniupkan mulut dengan sedikit hembusan Ludah (tafl; bukan meludah) sebanyak tiga kali.
Ini seperti ucapan Utsman bin Abil 'Ash رضي الله عنه ketika datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, "Wahai Rasulullah! Sungguh, syaitan telah menghalangi antara aku dengan shalatku dan bacaanku, la membuatnya rancu bagiku? "Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Itu adalah syaitan, yang disebut dengan Khinzab. Bila engkau merasakannya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah صلى الله عليه وسلم darinya. Dan tiupkanlah dengan sedikit hembusan ludah ke arah kirimu tiga kali." Lalu aku (Utsman bin Abil 'Ash) pun melakukannya, dan Allah عزّوجلّ menghilangkan gangguan syaitan itu dariku. (HR. Muslim)
Utsman bin Abil Ash رضي الله عنه dalam hadits di atas mendapati ada rasa was-was dan gangguan kala ia shalat. Syaitan telah menghalangi kekhusyukannya. Syaitan telah mengganggunya, sehingga ia tidak bisa merasakan kelezatan shalat dan konsentrasi untuk menghadirkan khusyuk. Karena syaitan telah mengacaukan shalatnya dan membuatnya dihinggapi ragu-ragu dalam shalatnya.
Hadits di atas menunjukkan disunnahkannya meminta perlindungan kepada Allah عزّوجلّ dari ganggungan syaitan ketika seseorang mendapatkan gangguan dan bisikannya. Ditambah dengan meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah ke arah kiri sebanyak tiga kali (tafl). (Lihat Syarh Imam An-Nawawi atas Shahih Muslim 14/190).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله berkata, "Bila seseorang shalat (berjamaah) di posisi paling kiri dari shaff, ia bisa melakukan tafl ke arah kirinya di area yang bukan area masjid. Kalau tidak begitu, ia bisa melakukannya ke arah kirinya di baju, ghutrah (kain diletakkan di atas kepala seorang lelaki yang menjuntai sampai pundak) atau tisu. Kalau susah, cukup ia menoleh (kepalanya saja) ke arah kiri dan berta'awwudz" (audio Fatawa Nur 'ala ad-Darb Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله, no 694 menit 23)
Beliau رحمه الله juga berkata, "Meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah ke arah kiri bisa dimungkinkan bila ia seorang imam, atau tengah shalat sendiri. Akan tetapi bila ia seorang makmum, di mana ada orang di sebelah kirinya, maka hal ini bisa saja tidak bisa dilakukan. Dan ketika itu cukup dengan menolehkan kepala saja (untuk berta'awwudz). Bisa pula kita katakan bahwa tidak perlu ketika itu untuk menoleh, akan tetapi cukup meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Karena zahirnya adalah bahwa menoleh tersebut dilakukan untuk meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah yang dilakukan saat berlindung kepada Allah dari syetan. Karena tidak mungkin untuk melakukan tafl ke arah depannya, sedangkan dia tengah shalat. Karena Nabi صلى الله عليه وسلم melarang hal tersebut." (HR.Al-Bukhari kitab ash-shalat bab la yabshuq 'an yaminihi fi ash-shalat).
(Fatawa Nur 'ala ad-Darb Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin 4/ 332).[]
[1] HR. Abu Dawud 1/206; dan At-Tirmidzi. Lihat Shahih At-Tirmidzi 1/77, dan lihat surat Al-Mu’minun: 97-98.
[2] HR. Muslim 1/291 dan Al-Bukhari 1/151.
[3] Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan jadikan rumahmu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Muslim 1/539).
[4] HR. Ahmad 3/419 dengan sanad yang shahih, Ibnus Sunni no. 637, lihat pula Majma’uz Zawa’id 10/127 dan Takhrijuth Thahawiyah lil Arnauth 133.
[5] HR. Muslim 4/1729 dari hadits Utsman bin al-Ash Radhiyallahu Anhu, ia berkata: “Aku laksanakan hal itu, maka Allah menghilangkan (gangguan tersebut) dariku.”
[6] Abu Dawud, (1/206); dan At-Tirmidzi. Lihat Shahih At-Tirmidzi, (1/77).
[7] Al-Bukhari, (1/151), no. 608; dan Muslim, (1/291). no. 389.
[8] Muslim. (1/539). no. 780.
[9] Ahmad, (3/419) dengan isnad shahih, Ibnu As-Sunni, no 637 Isnadnya dishahihkan Al-Arnauth dalam kitab takhrijnya karya Ath-Thahawiah, (hlm. 133). Lihat Majma Az-Zawaid, (10/127).
[10] Muslim (4/1729) no 2203.
[11] Disalin dari Majalah as-Sunnah Ed. 8 Th. XX_1438H/2017M, hal.1.
Posting Komentar
Posting Komentar