Indahnya Berkeluarga

Muqoddimah

Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah عزّوجلّ telah menciptakan kehidupan, dan menetapkan sebuah sistem yang membuat kehidupan menjadi tertata dengan indah. Kehidupan telah diciptakan berpasang-pasangan: langit dan bumi, matahari dan bulan, lautan dan daratan, laki-laki dan perempuan, dan seterusnya.

Allah عزّوجلّ berfirman:

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat (kebesaran Allah). (QS adz-Dzariyat/51:49)

Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah عزّوجلّ dan makhluk sosial yang memiliki peradaban tinggi, Allah عزّوجلّ telah menetapkan bagi manusia satu bentuk sistem terbaik yang mengatur kehidupan sepasang anak manusia dalam satu ikatan indah bernama pernikahan. Keindahan kehidupan berkeluarga di bawah naungan mahligai pernikahan, dirasakan nikmatnya oleh mereka yang menjalaninya di bawah naungan petunjuk Allah عزّوجلّ dan sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Saudaraku, mari kita menelusuri sebagian dari keindahan itu yang tertulis dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Pertama,
Bersama dalam Ketaatan

Saudaraku, jika engkau sedang mencari pasangan hidup atau di saat engkau memilih pendamping hidup, maka ketahuilah bahwa engkau sedang mengawali langkah menuju sebuah gerbang ketaatan dalam rangka beribadah kepada Allah عزّوجلّ. Dan kepada saudara-saudaraku yang telah menjalani kehidupan berumah tangga, marilah kembali kita perbaiki niat, melalui kebersamaan ini dengan pasangan hidup kita, kita meniatkan sebuah ibadah yang menambah timbangan amalan kita.

Kita melangkah menuju kehidupan berumah tangga, maka itu artinya kita sedang menginjakkan kaki pada satu ibadah yang indah dalam ketaatan kepada Allah عزّوجلّ dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Allah عزّوجلّ memerintahkan kita untuk membentuk sebuah keluarga dengan firman-Nya:

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

"Nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka cukuplah seorang saja, atau hamba sahaya yang kamu miliki". (QS an-Nisa/4:3)

Kedua,
Jembatan Menuju Kesempurnaan Agama

Terkadang ada yang ragu-ragu dalam melangkahkan hatinya untuk memasuki kehidupan berumah-tangga. Siapa saja yang memiliki perasaan demikian, silahkan renungi dan cermati petunjuk Nabi صلى الله عليه وسلم dalam hadits berikut, dengan harapan dapat merubah keraguannya menjadi kemantapan hati. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمُلَ نِصْفُ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَقِيْ

Jika seorang hamba telah menikah, maka telah sempurna setengah agamanya. Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk menjaga setengah yang tersisa. (HR al-Baihaqi, Syu'abil-lman, no. 5100. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami'ash-Shaghir, no. 430).

Imam al-Qurthubi رحمه الله berkata: "Makna hadits ini, bahwasanya jika seseorang telah menikah, maka ia telah terjaga dari zina; hal itu merupakan salah satu dari dua sifat yang mendatangkan jaminan masuk surga dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sabdanya, "Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dua perkara pada dirinya, maka ia akan masuk surga; yang berada di antara jenggot dan kumisnya (mulut) dan yang berada di antara dua kakinya (kemaluan)". (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa' no. 53 dan dishahihkan oleh al-Albani, Shahih al-Jami' ash-Shaghir no. 6593, dan selainnya. Lihat juga Tafsir al-Qurthubi, 9/327).

Dengan menikah, seorang laki-laki akan menjalankan banyak amal ibadah yang berbeda dari sebelumnya; menjadi kepala keluarga, suami dan seorang ayah bagi anak-anaknya kelak. Begitu pula yang dialami seorang Muslimah, pasca pernikahannya, ia akan banyak menyelami amalan-amalan baru yang menjadi ladang ibadahnya; sebagai seorang istri, pemegang tanggung-jawab menangani urusan rumah tangga suaminya, dan menjadi seorang ibu bagi keturunannya.

Ketiga,
Pernikahan Sumber Kebahagiaan dan Ketenangan

Saudaraku, apalah artinya harta kekayaan, pangkat kedudukan, jabatan dan kekuasaan, kalau kita tidak mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup padanya. Justru perkara-perkara tersebut menambah duka dan beban hidup bila tidak menjadi sebab datangnya kebahagiaan dan ketenteraman hidup. Dan jika engkau ingin mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup, engkau harus mencari resep dari ahlinya, sebagaimana jika engkau sakit engkau berusaha mencari kesembuhan dari dokter sebagai ahli penyakitnya.

Begitu pun jika manusia ingin mencari kebahagiaan hidupnya, maka ia harus mencari petunjuk dari Dzat yang paling mengetahui kondisi manusia, yang tahu letak kebahagiaan itu tersimpan baginya. Yaitu, Allah عزّوجلّ Rabbuna Dzat Yang Menciptakan kita. Dia عزّوجلّ telah berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Di antara tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir". (QS ar-Rum/30:21)

Saudaraku, jika engkau ingin menggapai ketenangan dan kebahagiaan, maka segeralah menikah. Jika sudah menikah, namun belum juga memperoleh buah ketenangan dan kebahagiaan dari perkawinan tersebut, maka koreksilah perjalanan rumah tanggamu, apakah telah mengikuti tuntunan Allah عزّوجلّ dan petunjuk Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم.

Tumbuhan tropis hidup di daerah tropis, sedangkan pohon kurma berbuah di daerah panas. Janganlah engkau berharap memetik buahnya jika engkau menanamnya di tempat yang salah. Segeralah perbaiki diri dan lihatlah kebahagiaan yang engkau cari akan mekar dan semakin mengembang, layaknya bunga di musim semi yang indah bermekaran.

Keempat,
Pakaian yang Menghiasi

Saudaraku, engkau pasti pernah melihat seekor ayam jantan dengan bulunya yang begitu indah, tetapi pernahkah engkau membandingkan keadaannya saat dia kehilangan bulunya? Perhatikanlah, engkau pasti mengetahui perbedaannya.

Seperti itulah pakaian yang menghiasi diri kita. Seorang laki-laki dengan pakaiannya semakin gagah. Demikian pula, seorang wanita dengan pakaiannya akan semakin indah dipandang mata. Jika seorang laki-laki dan wanita telah hidup berpasangan, maka yang satu menjadi pakaian bagi yang lainnya. Allah عزّوجلّ berfirman:

هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ

Isteri-isteri kalian adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka. (QS al-Baqarah/2:187).

Saudaraku, perhatikanlah pakaianmu dan seperti itulah engkau dengan pasanganmu. Lekatnya pakaian di badanmu menunjukkan lekatnya ia denganmu. Pakaianmu menjagamu dari terik matahari dan melindungimu dari suhu dingin di sekitarmu. Begitulah pula penjagaan dan perlindunganmu terhadap pasanganmu. Pakaian yang kau kenakan akan menghiasi dirimu, maka begitu juga pasanganmu. Engkau menjadi perhiasan baginya dan ia menjadi perhiasan bagimu.

Kelima,
Perhiasan Terindah

Saudaraku, tabiat kita sebagai manusia pasti mencari yang terbaik diantara yang baik, yang terindah dari yang indah-indah. Perhiasan yang terindah pastilah menjadi idaman setiap manusia, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut ini:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَحَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْـمَرْأَةُ الصَّالِـحَةُ

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-sebaik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (HR Muslim, no. 1467)

Demi Allah, wanita shalihah jangan engkau bandingkan dengan emas dan permata, atau mutiara dan berlian, karena itu merupakan bentuk perbandingan yang sia-sia, lantaran yang diperbandingkan tiada pernah serupa. Wanita shalihah menghiasi hidupmu dengan akhlak dan budinya, mengisi rumahmu dengan perabotan ketaatan kepada Allah عزّوجلّ. Tersenyum di hadapanmu dengan ketulusan hati, hadir di sisimu dengan kelembutan jiwa.

Saudaraku, di akhir kata, semoga engkau segera merasakan keindahan berkeluarga di bawah naungan tuntunan Allah عزّوجلّ dan petunjuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم; sehingga kebahagiaan dan ketenangan pun berada dalam genggaman tanganmu dan menembus relung hatimu. Wallahu a'lam.[]

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter