Mengenal Sosok Dari Generasi As-Sabiqunal Awwalun

Dalam permulaan dakwah Islam, umat Islam mengenal adanya istilah as-sabiqunal awwalun. Dari kata السَّابِقُونَ (as-sabiqun) yang artinya orang yang terdahulu (daripada orang lain) dan الأوَّلُونَ (al-awwalun) yang bermakna orang-orang yang pertama-tama. Maka, ketika digabungkan dua kata tersebut, bermakna orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam.

Al-Qur'anul Karim telah menyatakan perihal tingginya derajat as-Sabiqunal awwalun, baik dari kalangan Muhajirin dan Anshar di atas Muslim lainnya, baik pada masa generasi Sahabat, apalagi di atas generasi sekarang.

Allah عزّوجلّ berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah/9:100).

Sebagian Ulama memandang mereka itu adalah orang-orang yang sempat mengerjakan shalat dengan mengarah dua kiblat, Baitul Maqdis dan Ka'bah. Sebagian yang lain menyatakan, mereka itu adalah orang-orang yang berbaiat dalam Baiat Ridhwan. [1]

Hanya saja, Imam adz-Dzahabi رحمه الله mempunyai pandangan lain dalam memaknai as-Sabiqunal Awwalun dalam kitabnya, Tarikhul Islam[2]. Secara implisit, Beliau رحمه الله menyatakan bahwa as-Sabiqunal Awwalun adalah orang-orang yang menyambut dakwah Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم pada periode dakwah fardiyyah dalam tiga tahun pertama dari tahun kenabian, karena setelah itu, beliau menuliskan bab tentang dakwah jahriyyah (secara terang-terangan).[3]

Dakwah fardiyyah ditempuh Nabi صلى الله عليه وسلم setelah turun ayat dalam Surat Al-Muddatsir. Mulailah Beliau صلى الله عليه وسلم berdakwah mengajak manusia kepada Allah عزّوجلّ dan Islam secara sembunyi-sembunyi dengan mendatangi individu-individu tertentu. Dan secara logika, Beliau صلى الله عليه وسلم memulainya dengan keluarga sendiri, kawan-kawan dekat dan orang-orang yang punya hubungan baik dengan Beliau.

Orang-orang yang memperoleh kemuliaan dan taufik dari Allah عزّوجلّ sehingga menjadi pemeluk Islam pertama-tama yang kemudian dikenal dengan as-Sabiqunal Awwalun adalah:

1. Khadijah binti Khuwailid,

2. Abu Bakar ash-Shiddiq [4],

3. 'Ali bin Abi Thalib,

4. Zaid bin Haritsah;

Empat orang ini, memeluk Islam dalam hari yang sama [5]. Pada hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم diperintahkan untuk mengemban dakwah Islam dan memperingatkan manusia.

Abu Bakar رضي الله عنه tidak hanya bersegera mengimani Nabi صلى الله عليه وسلم, juga mengambil bagian untuk mendakwahi orang-orang yang ia percaya dan sering berinteraksi dengannya secara sembunyi-sembunyi. Melalui dakwahnya, masuk Islamlah sejumlah pembesar suku Quraisy. Mereka adalah:

5. 'Utsman bin 'Affan,

6. Zubair bin Awwam,

7. 'Abdur Rahman bin 'Auf,

8. Thalhah bin 'Ubaidillah, dan

9. Sa'd bin Abi Waqqash. Lalu Abu Bakar رضي الله عنه membawa mereka ke hadapan Nabi صلى الله عليه وسلم. [6] Mereka berdelapan inilah (di luar Khadijah binti Khuwaild رضي الله عنها) yang dikenal sebagai delapan orang yang pertama dan segera memeluk Islam.

10. Abu 'Ubaidah bin Jarrah,

11. Abu Salamah bin Abdul Asad Al-Makhzumi dan istrinya 12. Ummu Salamah,

13. Al-Arqam bin Abil Arqam bin Asad bin 'Abdullah bin 'Umar Al-Makhzumi,

14. 'Utsman bin Mazh'un Al-Jumahi dan dua saudaranya, 15. Qudamah dan 16. 'Abdullah,

17. 'Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muththalib bin 'Abdu Manaf al-Muththalibi,

18. Sa'id bin Zaid bin 'Amr bin Nufail Al-'Adawi dan istrinya 19. Fathimah, saudari 'Umar bin Khaththab,

20. Asma binti Abi Bakar ash-Shiddiq,

21. Khabbab bin Al-Arats Al-Khuza'i,

22. 'Umair bin Abi Waqqash, saudara lelaki Sa'd bin Abi Waqqash,

23. Salith bin 'Amr bin 'Abdi Syams al-'Amiri dan saudaranya 24. Hathib,

25. 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah bin al-Mughirah al-Makhzumi,

26. Asma binti Salamah at-Tamimiyyah, istri 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah,

27. Khunais bin Hudzafah as-Sahmi,

28. Ja'far bin Abi Thalib dan istrinya 29. Asma’ binti 'Umais,

30. Hathib bin Harits al-Jumahi dan istrinya 31. Fathimah binti Mujallal,

32. Khathtab bin Harits al-Jumahi dan istrinya 33. Fukaihah binti Yasar,

34. Ma'mar bin Harits,

35. Saib bin 'Utsman bin Mazh'un,

36. Al-Muththallib bin 'Azhar bin 'Auf al-'Adawi az-Zuhri dan istrinya 37. Ramlah binti Abu 'Auf,

38. Nu'aim bin 'Abdillah bin Asad al-'Adawi,

39. Khalid bin Sa'id bin Al-Ash bin Umayyah dan istrinya 40. Umainah binti Khalaf,

41. 'Amr bin Sa'id bin Al-Ash Hathib bin 'Amr Al-Amiri,

42. Abu Hudzaifah bin 'Utbah bin Rabi'ah,

Mereka ini (selain Zaid bin Haritsah) berasal dari berbagai marga yang menginduk kepada suku Quraisy.

Dan yang termasuk As-Sabiqunal Awwalun, namun bukan berasal dari suku Quraisy adalah:

43. 'Abdullah bin Mas'ud al-Hudzali,

44. Bilal bin Rabah budak Umayyah bin Khalaf,

45. Suhaib bin Sinan an-Namiri,

46. Mas'ud bin Rabi'ah al-Qari,

47. 'Abdullah bin Jahsy dan saudaranya 48. Abu Ahmad bin Jahsy,

49. 'Ammar bin Yasir, dan kedua orang tuanya 50. Yasir dan 51. Sumayyah,

52. Amir bin Fuhairah, budak Abu Bakar,

53. 'Abdullah bin Qais dari kabilah Asy-'Ariyyin,

54. 'Amr bin Abasah dari kabilah Sulaim,

55. Abu Dzar dari Ghifar,

56. 'Amir bin Rabi'ah dari 'Anz bin Wail;

57. Ummu Aiman Barakah al-Habsyiah pengasuh Nabi صلى الله عليه وسلم,

58. Ummul Fadhl Lubabah al-Kubra binti Harits al-Hilaliyyah;

59-62. Dan yang pasti, putri-putri Nabi صلى الله عليه وسلم. Karena mereka hidup dalam tarbiyah orang tua terbaik yang istiqomah dengan fitrahnya dan jauh dari peribadahan kepada berhala-berhala, minum khamr, zina dan kebiasaan buruk penduduk Jahilyah pada waktu itu. [7]

Itulah nama-nama insan yang Allah عزّوجلّ menyegerakan hidayah bagi mereka untuk beriman kepada Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم yang terakhir dan memeluk Islam. Mereka umat minoritas di atas al-haq yang berada di masyarakat yang paganis, dan mengalami degradasi moral dari berbagai aspek. Mereka menjadi manusia-manusia terasing dengan kebenaran yang mereka pegangi dengan teguh di tengah masyarakat yang mengagungkan tradisi leluhur.

Sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk menghormati mereka dan Sahabat-sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم lainnya dan mendudukkan mereka pada kedudukan tinggi yang sesuai dengan derajat yang Allah عزّوجلّ berikan kepada mereka dan disampaikan oleh Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم.

Selain itu, mereka menjadi teladan terbaik bagi umat Islam masa kini untuk bersegera menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya, bersabar dalam ketaatan kepada-Nya dan rela berkorban demi tegaknya Islam. Wallahu a'lam .[]

[1] Imam ath-Thabari رحمه الله dalam tafsirnya 7/10-13 terkait Surat at-Taubah:100 telah mengutip beberapa keterangan Ulama tentang makna as-Sabiqunal Awwalun.

[2] Tarikhul Islam 1/79-83.

[3] Dalam as-Sirah ash-Shahihah karya Dr. Akram Dhiya al-'Umari, 1/133-140 disebut dengan istilah al-Muslimunal Awail (Orang-orang Islam yang pertama-tama). Dan penulis menyebutkan pembahasan tersebut sebelum membahas tentang dakwah jahriyyah.

[4] Imam al-Qurthubi رحمه الله mengatakan, "Tidak ada khilaf bahwa orang pertama dari Muhajirin adalah Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه" (al-Jami' li Ahkamil Qur'an 8/217).

[5] Raudhatul Anwari fi Siratin Nabiyyi al-Mukhtar , Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuri, hlm. 34.

[6] as-Siroh an-Nobawiyyah fi Dhaul Kitabi was Sunnah, Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, 1/286.

[7] Dengan melihat individu-individu yang memeluk Islam pertama-tama dan suku-suku mereka, menjadi jelas bagi kita bahwa sejak awal, agama Islam bukanlah khusus bagi penduduk Makkah dan suku Quraisy. Lihat as-Sirah ash-Shahihah 1/133.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter