Doa dan Dzikir Pilihan

PENGANTAR PENERJEMAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah سبحانه و تعالي yang telah memberikan inayah dan hidayah-Nya, sehingga terjemahan buku kecil ini dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Buku kecil berjudul “ Tuhfatul Akhyar bibayaani Jumlah Nafi’ah mimmaa warada fil kitab was sunnah minal ad’iyah wal adzkar ”, ini berisi do’a-do’a dan dzikir-dzikir yang dituntunkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم melalui kehidupan beliau sehari-hari.

Dalam penyusunan buku ini penulis mengawali penyajiannya dengan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya kedudukan dzikir dan do’a berdasarkan pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim, hal ini menggugah kita ummat Islam untuk menyadari betapa pentingnya masalah ini.

Setiap muslim sadar bahwa upaya dan usaha yang dilakukan dalam kehidupan dunia ini tidak terlepas dari kehendak Allah سبحانه و تعالي. Setiap muslim menyadari kelemahan dan ketidakmampuan dirinya dalam menentukan hasil dari usaha dan upaya yang dilakukan. Ia yakin bahwa keputusan hasil terakhir berada di tangan Allah سبحانه و تعالي.

Di samping itu, tanpa sepengetahuan dan kesadaran dirinya manusia tidak terlepas dari godaan makhluk Allah yang lain, yakni godaan syetan, baik yang berupa jin atau manusia. Itulah sebabnya, maka manusia harus selalu berdo’a kepada Allah Yang Maha Kuasa agar di dalam usaha selalu mendapat petunjuk dan pertolongan-Nya serta dijauhkan dari segala bencana. Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالي Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dalam usaha menyajikan terjemahan buku kecil ini ada beberapa catatan yang perlu saya sampaikan agar tidak menimbulkan tanda tanya bagi para pembaca, terutama yang mempunyai buku aslinya dalam bahasa arab. Semoga dapat memakluminya. Di antara yang mendapat catatan adalah sebagai berikut:

1. Judul buku ini sangat panjang dan bila diterjemahkan secara keseluruhan dalam bahasa Indonesia rasanya agak janggal. Oleh karena itu dalam terjemahan ini judul diperpendek namun tetap cukup mewakili pengertian isi yang terkandung di dalamnya.

2. Terjemahan ayat-ayat Al-Qur’an dalam buku ini sengaja saya ambil dari kitab terjemahan Al-Qur’an yang telah diakui keabsahannya oleh masyarakat luas, yakni “Al-Qur’an dan Terjemahan” yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI.

3. Pada pasal terakhir buku asli, terdapat judul “Do’a mengunjungi orang sakit”, namun dalam naskah asli do’a-do’a tersebut tidak didapatkan. Untuk itu penerjemah memberanikan diri menambah isi pasal tersebut dengan do’a-do’a sesuai dengan judul pasal tersebut, berupa do’a-do’a yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Semoga niat baik ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. [1]

Segala kekurangan, kekeliruhan dan kealpaan dalam terjemahan ini, penerjemah mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Hanya kepada Allah سبحانه و تعالي saya serahkan segala urusan.

Penerjemah: Abu Ibrahim Suwito

PENDAHULUAN

Segala puji hanya milik Allah سبحانه و تعالي, kita memuji-Nya, memohon inayah dan ampunan-Nya serta kita mohon perlindungan-Nya dari bahaya yang menimpa jiwa, dan keburukan amal kita. Siapa saja yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan siapa saja yang dikehendaki Allah kesesatan maka tiada orang yang mampu untuk memberikan petunjuk.

Kita bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Ilah yang layak disembah melainkan Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan kita bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan rasul Allah. Semoga Allah سبحانه و تعالي memberikan rahmat dan kesejahteraan atas beliau, keluarga, para sahabat, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dalam kebajikan sampai hari kiamat.

Sesungguhnya sebaik-baik yang dilakukan dan diucapkan lisan seseorang adalah memperbanyak dzikir kepada Allah سبحانه و تعالي, bertasbih, bertahmid kepada-Nya, membaca kitab-Nya, membaca shalawat serta salam atas rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه وسلم serta memperbanyak do’a permohonan kepada Allah سبحانه و تعالي atas segala kebaikan hidup beragama maupun keduniaan, memohon ampunan dengan penuh segala harapan disertai keimanan yang benar, ikhlas dan tulus.

Barangsiapa yang berdzikir dan berdo’a hendaknya agar selalu berusaha menghadirkan hatinya dengan mengingat keagungan, kekuasaan dan ke Maha Ilmuan Allah سبحانه و تعالي atas segala sesuatu, sehingga hanya Allah سبحانه و تعالي yang berhak di sembah.

Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم, yang menerangkan tentang keutamaan-keutamaan dzikir dan do’a, kita ungkapkan sebagian kecil di sini, di antaranya:

Allah سبحانه و تعالي berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً. هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً

“Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan menuju cahaya (yang terang) dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (QS. Al Ahzab/33: 41-43).

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ

“Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku).” (QS. Al Baqarah/2: 152).

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al Ahzab/33: 35).

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ

“Sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring”. (QS. Ali Imran/3: 190-191).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya (memperbanyak dzikir dan do’a) agar kamu beruntung”. (QS. Al Anfal/8: 45).

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُواْ اللّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْراً

“Apabila kamu telah meyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana engkau menyebut-nyebut(membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu…”. (QS. Al Baqarah/2: 200).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun/63: 9).

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْماً تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”. (QS. An Nur/24: 37).

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf/7: 205).

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al Jumu’ah/62: 10).

Memperbanyak dzikir kepada Allah سبحانه و تعالي serta berdo’a kepada dzat yang Maha Suci suatu hal yang disunnahkan pada setiap saat dan kesempatan, baik di waktu pagi maupun pada waktu petang, ketika hendak tidur maupun ketika bangun, ketika keluar dan masuk rumah, serta ketika keluar dan masuk masjid, sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat terdahulu dan juga ayat-ayat berikut:

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi”. (QS. Ghafir/40: 55).

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

“Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)”. (QS. Qaaf/50: 39).

وَلاَ تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka mencari keridhaan-Nya”. (QS. Al An’am/6: 52).

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَن سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيّاً

“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang”. (QS. Maryam/19: 11).

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ. وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ

“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri (bangun dari tidur). Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar)”. (QS. Ath Thuur/52: 48-49).

فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ. وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيّاً وَحِينَ تُظْهِرُونَ

“Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nya lagi segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu dzuhur”. (QS. Ar Rum/30: 17-18).

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir/40: 60).

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku”. (QS. Al Baqarah/2: 186).

ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ. وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A’raaf/7: 55-56).

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepadanya. Dan yang menghilangkan kesusahan”. (QS. An Naml/27: 62).

Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Uqbah bin Amir رضي الله عنه ia berkata:

خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ, أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلىَ بَطْحَانَ وَإِلىَ الْعَتِيْقِ فَيَأْتِيْ بِنَاقَتَيْنِ كُوْمَاوَيْنِ فِيْ غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ: أَفَلاَ يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلىَ الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ سبحانه و تعالي فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ

“Suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar (dari rumah beliau) sedang kami berada di Shuffah (suatu tempat para shahabat berkumpul di samping masjid) kemudian beliau bertanya: “Siapa di antara kalian yang suka pergi ke Bathhan atau Al Atiq kemudian pulang dengan membawa dua ekor unta yang bagus-bagus tanpa berbuat dosa atau memutuskan tali persaudaraan? kami menjawab: “Kami semua ingin akan hal tersebut” Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Mengapa engkau tidak pergi ke masjid maka di sana engkau bisa belajar atau membaca dua ayat dari kitab Allah سبحانه و تعالي maka hal tersebut akan lebih baik dari dua unta dan bila belajar atau membaca tiga ayat atau empat ayat maka akan lebih baik dari tiga atau empat unta dan selanjutnya setiap hitungan sama dengan hitungan unta”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman bin Affan رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya". (HR. Bukhari).

Dalam shahih Muslim dari Abi Umamah Al Bahili رضي الله عنه ia berkata, telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

اقْرَأُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang yang membacanya”. (HR. Muslim).

Dalam hadits riwayat Muslim yang lain dari An Nawas bin Sam’an رضي الله عنه menyatakan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ ثَلاَثَةِ أَمْثَالٍ مَا نَسِيْتُهُنَّ بَعْدُ. قَالَ : كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلُمَتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرَقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا

“Akan datang Al-Qur’an bersama ahlinya yang mengamalkannya. Yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali-Imran. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan tiga permisalan yang tidak akan aku lupakan selamanya: “Seakan-akan surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran seperti dua awan atau dua kegelapan yang pekat sedangkan di antara keduanya terdapat berkas cahaya yang terbit. Atau seakan-akan seperti dua kelompok kumpulan burung-burung yang membela pemiliknya masing-masing”. (HR Muslim).

Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُوْلُ الـم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebajikan, sedangkan satu kebajikan dilipat-gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf". (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan).

Banyak sekali hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang telah menetapkan keutamaan dzikir, tahmid, tahlil, tasbih, do’a dan istighfar pada setiap waktu, terutama pada penghujung malam dan siang, sesudah shalat-shalat fardhu yang lima. Kami sebutkan di antaranya:

سَبَقَ الْمُفَرِّدُوْنَ، قَالُوْا: يَا رَسُولَ اللهِ مَنِ الْمُفَرِّدُوْنَ؟ قَالَ: الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَات

“Telah mendahului kalian orang-orang yang istimewa, para shahabat bertanya: “Siapakah orang-orang istimewa itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab: “Orang-orang yang istimewa adalah laki-laki dan perempuan yang selalu berdzikir kepada Allah سبحانه و تعالي” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Beliau صلى الله عليه وسلم juga bersabda:

أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلىَ اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ

"Perkataan yang paling di sukai oleh Allah سبحانه و تعالي ada empat, yaitu; Subhanallah, walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tiada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan Allah Maha Besar). Tiada masalah darimana ucapan tersebut engkau mulai". (HR. Muslim).

Demikian pula dalam riwayat Muslim dari Sa'ad bin Waqqas رضي الله عنه berkata:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ، قَالَ: قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ هَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا لِيْ ؟ قَالَ : قُلِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

“Pernah datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم seorang baduwi seraya berkata: “Ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang selalu aku ucapkan”. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab: “ucapkanlah:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

"Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Allah Maha Besar, segala puji hanya milik Allah dengan sebanyak-banyak pujian, Maha suci Allah Penguasa semesta alam, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana”.

Orang tadi berkata: “Wahai Rasulullah, itu semuanya ditujukan kepada Tuhanku, mana yang ditujukan untuk diriku sendiri? Rasulullah menjawab: ”Katakanlah;

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Ya Allah ampunilah aku, berilah aku rahmat dan berilah aku petunjuk serta berilah aku rizki”. (HR. Muslim).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda:

الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ : سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Al Baqiyyaatush shaalihaat adalah: “ Subhaanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wa Allahu Akbar, wa laa haula walaa quwwata illa billah (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tiada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)”. (HR. An Nasa’i dan hadits shahih menurut Ibnu Hibban dari Abi Sa’id Al Khudri).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ عَمَلاً أَنْجَا لَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ

“Tidak ada amalan anak cucu Adam yang lebih menyelamatkan dari siksaan Allah kecuali dzikir kepada Allah”. (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ath Thabrani dengan sanad hasan dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه).

Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ وَأَرْفَعُهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ، قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ: ذِكْرُ اللهِ

“Bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sebaik-baik amal dan yang paling mulia di sisi Tuhanmu serta yang paling dapat meninggikan derajatmu, lebih baik dari emas dan perak yang engkau infakkan, dan lebih baik dari engkau berhadapan dengan musuh-musuhmu sampai engkau menebas batang leher mereka dan merekapun menebas batang lehermu? Para sahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah”. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Berdzikir kepada Allah”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ سبحانه و تعالي إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah duduk suatu kaum untuk dzikir kepada Allah سبحانه و تعالي kecuali para malaikat mengelilingi mereka, diliputi oleh rahmat, dan hadir kepada mereka ketenangan dan Allah سبحانه و تعالي menyebut–nyebutnya kepada siapa saja yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id).

Beliau صلى الله عليه وسلم juga bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْراً، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ

"Barang siapa yang mengucapkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya saja segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. [sepuluh kali], Adalah seperti memerdekakan budak dari putera Nabi Isma’il عليه السلام". (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Ayyub).

Dalam hadits riwayat Bukhari dan muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلُ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزٌ مِنْ شَيْطَانِ يَوْمِهِ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجَلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Siapa yang mengucapkan:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tiada Ilah yang berhak di sembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh kekuasaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu", dalam satu hari seratus kali, maka baginya sama seperti orang yang memerdekakan sepuluh hamba sahaya dan akan ditulis baginya seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus dosa. Baginya penjagaan dari gangguan syetan pada hari tersebut sampai datang malam. Tidak ada orang yang datang membawa suatu amal yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak dari pada itu".

Siapa yang mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

"Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya", dalam satu hari seratus kali maka akan dihapus dosa-dosanya walaupun dosa itu seperti buih di lautan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Terdapat juga dalam shahihain dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلىَ الرَّحْمَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ

“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan dengan lisan, disukai oleh Ar Rahman (Allah) dan berat pada timbangan yaitu:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ

“Maha Suci Allah dan dengan segala pujian-Nya, Maha Suci Allah lagi Maha Agung”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Tirmidzi dan lainnya meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah رضي الله عنهما, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ سبحانه و تعالي وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلىَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ فَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

"Tidak duduk satu kaum di suatu tempat mereka tidak berdzikir kepada Allah سبحانه و تعالي dan bershalawat atas Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kecuali mereka akan mendapat kehancuran. Bila Allah menghendaki maka akan menyiksanya dan bila Dia menghendaki maka akan mengampuninya”. (HR. Tirmidzi).

Aisyah رضي الله عنها berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ اللهَ عَلىَ كُلِّ أَحْيَانِهِ

“Adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم senantiasa berdzikir kepada Allah سبحانه و تعالي pada setiap saat”. (HR. Muslim).

Demikian diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahih-nya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ, وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, untuk membaca kitab Allah dan saling mengkajinya di antara mereka, melainkan akan turun atas mereka ketenangan dan mereka diliputi oleh rahmat, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyebut kepada siapa yang ada di sisi-Nya, dan siapa yang berlambat amalnya, maka tidak bisa dipercepat oleh nasabnya”. (HR. Muslim dalam kitab shahih-nya).

Dalam shahihain dengan lafadz Muslim dari Abu Bakar رضي الله عنه bahwasanya dia berkata:

يَا رَسُولَ اللهِ! عَلِّمْنِيْ دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ فِيْ صَلاَتِيْ وَفِيْ بَيْتِيْ. قَالَ رَسُولُ اللهِ: قُلْ اللَهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيْم

“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku do’a agar aku berdo’a dengannya dalam shalatku dan di rumahku! Rasulullah menjawab: “Katakanlah:

اللَهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيْم

“Sesungguhnya aku telah banyak mendzalimi diriku sendiri, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau, oleh karena itu ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan limpahkan kepadaku rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih”.

Dari Nu’man bin Basyir رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Do’a itu adalah ibadah. (HR. empat Ashhabus sunan dengan sanad yang shahih).

Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما ia berkata: “Rasulullah صلى الله عليه وسلم sering berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, dari berubahnya afiat-Mu, dari bencana yang datang tiba-tiba dan dari semua kemurkaan-Mu". (HR. Muslim dalam kitab shahih-nya).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم selalu berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنّيِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ العَدُوِّ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاء

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari tekanan hutang, tekanan musuh, dan kegirangan musuh-musuh atas bencana yang menimpaku”. (HR. Nasa'i dan hadits shahih dari Al Hakim).

Dari Buraidah رضي الله عنه ia berkata: “ bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الذِّي لَـمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَقَدْ سَأَلَ اللهَ بِاسْمِهِ الَّذِيْ إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa aku bersaksi sesungguhnya Engkaulah Allah, tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya semua makhluq, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, tidak ada satupun sekutu bagi-Mu”. Maka Rasulullah bersabda: “Dia telah meminta kepada Allah dengan menyebut nama-Nya, yang bila ia diminta selalu memberi dan bila dimohon selalu mengabulkan”. (Diriwayatkan oleh empat penyusun kitab sunan dan hadits ini dari shahih Ibnu Hibban).

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافيِ فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي ، اللَّهُمَّ اغِفِرْ ليِ جِدِّي وَهَزْليِ وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

“Ya Allah, ampunilah aku dari kesalahanku, kebodohanku, dan berlebih-lebihan dalam urusanku yang Engkau lebih tahu dariku, Ya Allah Ampunilah kesungguhanku, senda gurauku, kekeliruanku, kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku. Ya Allah ampunilah aku dari apa yang aku dahulukan, yang aku akhirkan, yang aku rahasiakan, dan yang aku beberkan yang Engkau lebih tahu dariku, Engkaulah Dzat Yang Mendahulukan, dan Engkaulah Dazat Yang mengakhirkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Hadits Muttafaq alaih).

Dari Anas رضي الله عنه ia berkata: “ Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم selalu berdo’a dengan do’a di bawah ini:

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي

“Ya Allah berilah manfaat bagiku dengan apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah kepadaku apa yang bermanfaat bagiku dan berilah aku ilmu yang bermanfaat bagiku”. (HR. Nasa'i dan Hakim).

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

وَاللهِ إِنِّيْ َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

“Demi Allah, aku beristighfar (mohon ampunan) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari lebih dari tujuh puluh kali. (HR. Bukhari).

Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما ia berkata: “Kami menghitung dalam satu majlis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم membaca do'a sampai seratus kali, yaitu:

رَبِّ اغْفِرْ ليِ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الغَفُوْر

“Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan shahih).

Dari Syaddad bin Aus رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم beliau bersabda: “Sayyidul (penghulu) Istighfar adalah:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ ليِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau, Engkaulah yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu, aku ada dalam perjanjian-Mu dan janji-Mu, dengan segenap kemampuanku, aku berlindung diri kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui kepada-Mu Akan nikmat-Mu yang Kau berikan kepadaku, dan aku mengakui akan dosaku, maka ampunilah aku sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”. (HR. Bukhari dalam kitab shahih-nya).

Banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits yang sudah dikenal yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir, do’a dan istighfar.

Maka himpunan do’a dan dzikir yang Allah سبحانه و تعالي telah mudahkan yang terdapat dalam riwayat shahih dari Nabi صلى الله عليه وسلم, yang disyari’atkan baik sesudah shalat lima waktu, pada waktu pagi maupun petang hari, waktu hendak tidur atau bangun tidur, disaat masuk atau keluar rumah, saat masuk atau keluar masjid ketika bepergian maupun kembali, saya beri judul:

تُحْفَةُ اْلأَخْيَارِ بِبَيَانِ جُمْلَةٍ نَافِعَةٍ مِمَّا وَرَدَ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ الصَّحِيْحَةِ مِنَ اْلأَدْعِيَّةِ وَاْلأَذْكَارِ

“Kumpulan do’a dan dzikir pilihan yang bermanfaat, bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih”

Sebagai ringkasan dari riwayat yang shahih dari Nabi صلى الله عليه وسلم tanpa tambahan yang lain. Dengan harapan semoga dapat menjadi bekal dan penolong bagi seorang muslim dengan kehendak Allah سبحانه و تعالي dalam berbagai kesempatan yang telah disebutkan. Disertai dengan hadits-hadits tentang keutamaan dzikir dan do’a.

Aku nasihatkan kepada setiap muslim dan muslimah agar mempergunakan do’a dan dzikir ini di setiap waktu sebagai pengamalan ayat-ayat dan hadits-hadits di atas. Kepada Allah سبحانه و تعالي juga aku memohon agar dapatlah kiranya hal ini memberikan manfaat bagiku dan bagi segenap kaum muslimin. Allah-lah yang Maha Benar dan Maha Mulia, semoga shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم beserta keluarganya dan para sahabatnya.

DO’A DAN DZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU

Telah menjadi kebiasaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم setelah mengucapkan salam pada setiap shalat fardhu beliau beristighfar (أَسْتَغْفِرُ اللهَ) tiga kali, kemudian mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَام لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجدُّ مِنْكَ الجَدِّ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الحَسَنُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ

“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemberi Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Engkau Pemberi barakah, wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan. Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan dan segala pujian, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Ya Allah tiada seorangpun yang mampu menghalangi terhadap pemberian-Mu dan tidak ada pula yang dapat memberi sesuatu yang Engkau halangi, dan tidak ada manfaat kekayaan seseorang dari siksa-Mu, tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dari Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan tidaklah kami beribadah kecuali kepada-Nya, hanya milik-Nya kenikmatan, keutamaan dan sanjungan yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dengan rasa ikhlas kami beribadah kepada-Nya walaupun orang-orang kafir benci”.

Kemudian membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali:

سُبْحَانَ اللهِ (Maha suci Allah)

الْـحَمْدُ للهِ (Segala puji bagi Allah)

اللهُ أَكْبَرُ (Allah Maha Besar)

Kemudian digenapkan yang keseratusnya dengan ucapan:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”

Dilanjutkan dengan membaca ayat kursi:

اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa idzin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang di kehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”. (QS. Al Baqarah/2: 255).

Kemudian membaca surat Al-ikhlas:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".

“Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Ilah Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dan tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al Ikhlas/112: 1-4)

Kemudian membaca surat Al Falaq:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".

"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al Falaq /113: 1-5)

Lalu membaca surat An-Nas:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".

"Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Rajanya manusia, Sesembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari jin dan manusia”. (QS. An-Nas/114: 1-6)

Dan disunnahkan mengulang sampai tiga kali untuk tiga surat yang terakhir, khusus setelah shalat subuh dan shalat maghrib. Hal ini berdasarkan hadits shahih dari Nabi صلى الله عليه وسلم.

Di samping itu, sesuai dengan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم pada setiap selesai shalat maghrib dan subuh, juga disunnahkan membaca dzikir di bawah ini 10 kali:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya kekuasaan dan segala pujian. Ia yang menghidupkan dan yang mematikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu”. (HR. Muslim).

Apabila ia seorang imam, sesudah mengucapkan istighfar tiga kali, dan mengucapkan: “ Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta ya dzal jalali wal ikram ” disunnahkan mengubah posisi duduk menghadap kepada jama'ah. Setelah itu barulah ia melanjutkan dzikir sesuai dengan yang dijelaskan di atas. Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits-hadits yang cukup banyak dari Aisyah رضي الله عنها dalam riwayat Muslim. Semua do’a dan dzikir tersebut hukumnya sunnah bukan wajib.

DZIKIR DI WAKTU PAGI DAN PETANG

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda:

مَنْ قَالَ حِيْنَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِيْ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

“Barang siapa mengucapkan di waktu pagi dan petang: " Subhanallah wa bihamdih"; seratus kali tidak ada seorangpun di hari kiamat yang datang membawa suatu kebaikan yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengucapkan hal yang sama atau lebih dari itu". (HR. Muslim).

Ibnu Mas’ud رضي الله عنه berkata: bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم tatkala datang waktu petang selalu mengucapkan:

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ الليلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا. رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَسُوْءِ الكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابِ القَبْرِ وإذا أصبح قال ذلك أيضا، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ ...

“Kami Telah sampai pada waktu petang dan kerajaan semesta milik Allah dan segala pujian hanya milik-Nya, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya kekuasaan dan Milik-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Ya Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada pada malam ini, dan kebaikan sesudahnya, dan aku mohon perlindungan dari segala keburukan yang ada pada malam ini dan sesudahnya, Ya Rabb, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari sifat malas dan kesombongan, ya Rabb, aku mohon perlindungan dari siksaan api neraka dan siksaan dalam kubur”.

Dan di waktu pagi Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengucapkan pula:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ ...

"Kami telah sampai pada waktu pagi, dan kerajaan semesta milik Allah …dan seterusnya. (HR. Muslim).

Dari Syaddad bin Aus رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم beliau bersabda: “Sayyidul (penghulu) Istighfar adalah:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ ليِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau, Engkaulah yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu, aku ada dalam perjanjian-Mu dan janji-Mu, dengan segenap kemampuanku, aku berlindung diri kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui kepada-Mu Akan nikmat-Mu yang Kau berikan kepadaku, dan aku mengakui akan dosaku, maka ampunilah aku sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Siapa saja yang mengucapkannya di waktu siangnya dengan penuh keyakinan kemudian dia mati sebelum datangnya sore maka dia termasuk ahli surga, dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan penuh keyakinan kemudian dia mati sebelum datangnya pagi maka ia termasuk ahli surga”. (HR. Bukhari).

Abdullah bin Habib رضي الله عنه berkata:

خَرَجْنَا فِيْ لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيْدَةٍ نَطْلُبُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لِيُصَلِّيَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ: قُلْ، فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِيْ وَحِيْنَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

“Aku keluar pada suatu malam yang lagi turun hujan dan gelap gulita untuk menemui Nabi صلى الله عليه وسلم agar mengimami kami dalam shalat. Maka kami menjumpai beliau, dan beliau bersabda: “Katakanlah; namun aku tidak mengatakan sesuatu. Kemudian beliau bersabda pula: “Katakanlah, dan akupun tidak mengatakan sesuatu. Rasulullah berkata pula: “Katakanlah, kemudian aku berkata: "Apa yang mesti aku katakan wahai Rasulullah?", Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: ”Katakanlah: “Qul Huwallahu Ahad dan dua surat perlindungan (Al Falaq dan An Naas) ketika datang waktu sore dan waktu pagi masing-masing tiga kali, maka cukup bagimu dari segala sesuatu". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad hasan).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bahwasanya beliau mengajar sahabat-sahabatnya dengan berkata: "Apabila datang waktu subuh (pagi) atas seseorang maka hendaknya ia mengucapkan":

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْر

“Ya Allah, Dengan-Mu kami menjumpai pagi dan dengan Engkau kami mendapatkan sore, dengan Engkau kami hidup dan dengan Engkau kami mati, dan kepada-Mu kami digiring”.

Apabila datang waktu sore maka katakanlah:

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

“Ya, Allah dengan Engkau kami berada di waktu sore dan dengan Engkau kami berada di waktu pagi, dengan Engkau kami hidup dan dengan Engkau kami mati dan kepada-Mu tempat kembali”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, hadits ini shahih).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Abu Bakar As-Shiddiq رضي الله عنه memohon kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم seraya berkata: “Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang akan aku ucapkan setiap pagi dan petang hari". Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Katakanlah":

اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وشِرْكِهِ وأن أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

“Ya, Allah Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Pemelihara segala sesuatu dan Rajanya, aku bersaksi tidak ada Ilah yang hak disembah melainkan Engkau, aku berlindung dari kejelekan diri dan kejahatan setan dan sekutunya, aku berlindung kepada-Mu dari berbuat keburukan atas diriku dan aku berlindung dari menarik kejelekan kepada seorang muslim”.

"Ucapkanlah (do’a ini) tatkala pagi dan sore hari, dan ketika engkau akan tidur". (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Bukhari dalam Adabul Mufrad dengan sanad shahih). Lafadz ini menurut riwayat Ahmad dan Bukhari.

Diriwayatkan dari Utsman bin Affan رضي الله عنه ia berkata: bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidak akan ada sesuatu yang membahayakan bagi seorang hamba yang mengucapkan pada waktu pagi setiap hari dan waktu sore pada setiap malam dengan diulang-ulang tiga kali sebuah do'a:

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dengan nama Allah yang tidak ada bahaya atas nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula di langit dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Tirmidzi mengatakan hadits hasan shahih).

Diriwayatkan dari Tsauban رضي الله عنه pembantu Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, bahwa beliau صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Tidak ada balasan bagi seorang hamba muslim yang mengucapkan bacaan ini, tatkala datang waktu pagi dan waktu sore tiga kali:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيًّا

“Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai Nabi”, kecuali Allah akan meridhainya di hari kiamat". (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dengan sanad hasan).

Redaksi ini berdasarkan riwayat dari Ahmad, tetapi tidak menyebutkan bahwa hadits ini dari Tsauban. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan dari Tsauban. Imam Nasa'i meriwayatkan hal ini dalam bab; “Amalan siang dan malam hari”, sama seperti riwayat Imam Ahmad.

Dalam shahih Muslim dari Abi Sa’id Al Khudri رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيًّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

“Siapa saja yang rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai Nabi, maka berhak baginya surga”. (HR. Muslim).

Imam Muslim juga meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Abbas bin Abdul Muthalib رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم رَسُوْلاً

“Akan merasakan rasa (lezatnya) iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul”.

Diriwayatkan dari Anas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: “Siapa saja yang di waktu pagi atau sore hari membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلائِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ

“Ya Allah, aku berada di waktu subuh, aku bersaksi kepada-Mu dan bersaksi kepada pembawa ‘Arsy-Mu dan malaikat-Mu serta seluruh makhluk-Mu bahwa Engkaulah Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan Muhammad itu adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu".

Maka Allah akan membebaskan seperempatnya dari api neraka, siapa saja yang mengucapkannya dua kali, maka Allah akan membebaskannya separuh dari api neraka, siapa saja yang mengucapkannya tiga kali, maka Allah akan membebaskannya tiga perempat dari api neraka dan siapa yang membacanya empat kali maka Allah akan membebaskannya penuh dari api neraka”. (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).

Dalam redaksi yang lain, diriwayatkan oleh Abu Dawud dikatakan:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلائِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ

“Ya Allah, aku bersaksi kepada-Mu dan bersaksi atas pambawa Arsy-Mu dan para Malaikat-Mu serta seluruh makhluk-Mu, bahwa Engkaulah Allah, tidak ada Ilah yang hak disembah melainkan Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan Rasul-Mu”.

Maka Allah akan membebaskannya pada hari itu seperempat dari api neraka, dan siapa yang mengucapkan empat kali maka Allah akan membebaskannya penuh di hari itu dari api neraka”. (HR. Abu Daud).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ghanim رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan:

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُكْرُ

“Ya Allah, tidaklah di pagi hari adanya kenikmatan untukku atau untuk seseorang dari makhluk-Mu melainkan itu hanya dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu segala pujian dan syukur”.

Maka berarti orang itu telah bersyukur pada hari itu. Siapa saja yang mengucapkan hal itu di sore hari, maka orang itu telah bersyukur untuk malamnya".(HR. Abu Dawud, Nasa'i dalam bab: “Amalan siang dan malam hari”, dengan sanad hasan).

Ini sesuai dengan redaksi hadits yang diriwayatkan oleh Nasa'i, akan tetapi tidak menyebutkan lafadz “Di waktu sore”. Ibnu Hibban meriwayatkan sama seperti lafadz riwayat Nasa'i dari Ibnu Abbas رضي الله عنه.

Abdullah bin Umar رضي الله عنهما berkata: “Tidak pernah Rasulullah صلى الله عليه وسلم meninggalkan do’a ini, baik di waktu sore atau pagi hari:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ فيِ الدُّنْيَا وَالآخرةِ, اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فيِ دِيْنيِ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتيِ وَآمِنْ رَوْعَاتيِ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu afiat di dunia dan akhirat, Ya Allah, aku mohon ampunan dan afiat dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aibku dan berilah aku keamanan dari segala rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari arah depanku, di belakangku, dari kanan dan kiriku serta di atasku. Akau berlindung dengan keagungan-Mu dari dibenamkan kedalam bumi". (HR. Ahmad dalam kitab Al Musnad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan merupakan hadits shahih menurut riwayat Hakim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengucapkan:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”.

Siapa saja yang mengucapkannya sepuluh kali di waktu pagi, maka Allah akan tuliskan baginya seratus kebaikan dan Allah hapus darinya seratus kejelekan. Kedudukannya seperti orang yang membebaskan hamba sahaya dan Allah menjaganya pada hari itu sampai datangnya sore hari. Dan siapa saja yang mengucapkan seperti demikian di waktu sore maka baginya demikian pula”. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya dengan sanad hasan).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Siapa saja yang mengucapkan pada sore hari tiga kali bacaan ini :

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhuk-Nya”,

Maka tidak akan membahayakan “Al Hummah” pada malam itu”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi dengan sanad hasan).

Al Hummah adalah binatang yang berbisa seperti kala, ular, dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya dari Khaulah binti Hukaim رضي الله عنها dari Nabi صلى الله عليه وسلم beliau bersabda: “Siapa yang singgah ke suatu tempat kemudian mengucapkan:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhuk-Nya”.

Tidak akan membahayakan sesuatupun sampai orang itu meninggalkan tempat persinggahan itu". (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abdurahman bin Abazi dari bapaknya رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم selalu mengucapkan setiap datangnya pagi dan sore:

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Kami berada di pagi hari, berada dalam fitrah Islam dan kalimat ikhlas dan dien Nabi kami Muhammad صلى الله عليه وسلم dan dalam ajaran bapak kami Ibrahim yang lurus dalam menjalankan agama dan tidaklah Ibrahim itu termasuk orang-orang yang musyrik”. (HR. Ahmad, dengan sanad yang shahih).

Diriwayatkan dari Abdur Rahman bin Abi Bakrah رضي الله عنه dia berkata kepada bapaknya:

يَا أَبَتِ إِنِّيْ أَسْمَعُكَ تَدْعُوْ كُلَّ غَدَاةٍ: اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ تُعِيْدُهَا ثَلاَثًا حِيْنَ تُصْبِحُ وَثَلاَثًا حِيْنَ تُمْسِيْ. وَتَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ تُعِيْدُهَا حِيْنَ تُصْبِحُ ثَلاَثًا وَحِيْنَ تُمْسِيْ ثَلاَثًا. قَالَ: نَعَمْ يَا بُنَيَّ إِنِّيْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَدْعُوْ بِهِنَّ فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ

“Wahai ayahku, aku selalu mendengar engkau berdo’a setiap pagi:

اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

"Ya Allah berikanlah kesehatan pada badanku. Ya Allah berilah kesehatan dalam pendengaranku, ya Allah berilah kesehatan pada penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau”.

Abdur Rahman bin Abi Bakrah رضي الله عنه berkata kepada ayahnya: "Dan aku mendengar engkau membacanya tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di petang hari".selalu mengulangi do’a ini tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore".

"Dan engkaupun berdo’a":

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau".

Abdur Rahman bin Abi Bakrah رضي الله عنه berkata kepada ayahnya: "Dan inipun engkau ulangi setiap pagi tiga kali dan setiap sore tiga kali”.

Abu Bakrah رضي الله عنه menjawab: “Benar Wahai anakku karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم selalu berdo’a demikian dan aku suka membiasakan diri dengan sunnah Rasul”. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i).

Disyari'atkan bagi setiap muslim dan muslimah agar setiap pagi mengucapkan seratus kali bacaan:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”.

Maka dia akan terjaga dari gangguan syaitan pada hari itu sampai datangnya sore".

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم berdo’a:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”.

Dalam setiap hari seratus kali. Maka siapa yang membaca bacaan ini sama dengan memerdekakan sepuluh hamba sahaya dan ditulis baginya seratus kebaikan serta dihapus darinya seratus dosa dan dia akan dijaga dari gangguan syaitan pada hari itu sampai datangnya waktu sore. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan amal yang lebih baik dari pada itu kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak lagi".

Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan sabdanya: "Siapa saja yang mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

“Maha suci Allah dan segala pujian bagi-Nya",

Pada setiap hari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun dosa itu seperti buih di lautan".

DO’A MASUK DAN KELUAR RUMAH

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنهمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ سبحانه و تعالي عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ, قَالَ الشَّيْطَانُ : لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ، وَإذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ سبحانه و تعالي عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ : أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ : أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَ

“Dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu masuk ke dalam rumah dan ketika makan dengan menyebut nama Allah, maka syaitan akan berkata: tidak ada tempat menginap bagimu dan tidak pula engkau dapat makan malam. Dan apabila ia masuk rumah tetapi tidak menyebut nama Allah, maka syaitan berkata: aku dapatkan darimu tempat menginap. Apabila tidak pula menyebut nama Allah tatkala makan, maka syaitan berkata: kalian dapatkan tempat menginap dan makan malam”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Apabila seseorang masuk ke dalam rumahnya, maka hendaklah ia mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ المَوْلِجِ وَخَيْرَ المَخْرَجِ، بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبَّنَا تَوَكَّلْنَا

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah wahai Tuhan kami, kami berserah diri”.

Kemudian memberi salam kepada keluarga (yang ada di dalam rumah). (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).

DO’A KELUAR RUMAH MENUJU
M
ASJID DAN LAINNYA

Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan mengucapkan:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada upaya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah”

Maka dikatakan kepadanya saat itu:

كُفِيْتَ وَوُقِيْتَ وَهُدِيْتَ وَتُنْحَى عَنْهُ الشَّيْطَانُ. وَقَالَ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ

“Engkau telah tercukupi, telah terjaga dan mendapatkan petunjuk. Kemudian syaitan berpaling dan berkata kepada yang lain: ”Bagaimana kamu dapat menggoda dia, sedangkan dia telah mendapatkan petunjuk, tercukupi dan terjaga?" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Tirmidzi dengan sanad hasan)

Ummu Salamah رضي الله عنها berkata; Rasulullah صلى الله عليه وسلم sama sekali tidak pernah keluar dari rumahnya kecuali selalu mengarahkan pandangannya ke langit dan mengucapkan:

اللَّهُمَّ ِإنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلُّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلُّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari berbuat sesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berbuat dzalim atau didzalimi, berbuat bodoh atau dibodohi”. (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Redaksi hadits di atas adalah menurut riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shahih.

DO’A MASUK DAN KELUAR MASJID

Diriwayatkan dari Abu Humaid atau Abu Usaid رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Apabila kamu masuk ke dalam masjid, maka ucapkanlah:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

“Ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu”.

Dan apabila keluar dari masjid, maka ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebagian dari keutamaan-Mu". (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Redaksi hadits ini dari riwayat Abu Dawud.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dan Ubay Al-‘Ash رضي الله عنهم bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم apabila masuk ke dalam masjid beliau mengucapkan:

أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ القَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Wajah yang Mulia dan kekuasaan yang Terdahulu dari godaan syaitan yang terkutuk”.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Apabila salah seorang mengucapkan yang demikian itu, maka syaitan akan mengatakan; "Orang itu dijaga dariku seluruh harinya". (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu masuk ke dalam masjid, maka ucapkanlah salam atas Nabi صلى الله عليه وسلم, kemudian ucapkanlah:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

“Ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu”.

"Dan apabila keluar dari masjid, maka ucapkanlah salam atas Nabi صلى الله عليه وسلم dan ucapkanlah:

اللَّهُمَّ اعْصِمْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“Ya Allah, lindungilah aku dari godaan syaitan yang terkutuk”. (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih).

DO’A DAN DZIKIR KETIKA HENDAK
ATAU BANGUN TIDUR

Diriwayatkan dari Hudzaifah رضي الله عنه, ia berkata: bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم apabila hendak tidur di malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi, kemudian mengucapkan:

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا

“Ya Allah, dengan menyebut namu-Mu akau mati dan aku hidup”.

Dan apabila bangun dari tidur beliau mengucapkan:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami kembali". (HR. Bukhari).

Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui jalur Abi Dzar رضي الله عنه. Imam Muslim meriwayatkan dari Al Barra bin Azib رضي الله عنه, sama seperti hadits riwayat Hudzaifah tersebut.

Dari Aisyah رضي الله عنها diriwayatkan, "bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم apabila akan mulai tidur setiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya, kemudian meniupnya sambil membaca: "Qul Huwallahu Ahad, Qul ‘Audzu Birabbil Falaq dan Qul ‘Audzu Birabbin Naas', kemudian beliau mengusap dengan kedua tapak tangannya seluruh badannya, mulai dari atas kepala dan muka melalui bagian depan dari tubuhnya, tiga kali”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Al-Anshari رضي الله عنه dari Nabi Muhammad رضي الله عنه bersabda:

مَنْ قَرَأَ الآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ فِيْ لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Siapa saja yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah pada malam hari, maka hal itu telah cukup baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Al Barra bin ‘Azib رضي الله عنه, ia berkata; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: ”Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu'lah sebagaimana wudhu’mu untuk shalat kemudian rebahkanlah tubuhmu dengan posisi miring ke kanan dan bacalah:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ.

فَإِنْ مِتَّ فِي لَيْلَتِكَ مِتَّ عَلَى الْفِطْرَة

“Ya Allah aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku sandarkan punggungku karena-Mu dengan rasa cinta dan takut kepada-Mu, tiada tempat mengadu dan tiada tempat memohon melainkan kepada-Mu, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus"

"Apabila engkau mati pada malam itu, maka engkau mati dalam keadaan fitrah (suci). Jadikanlah bacaan–bacaan ini sebagai akhir apa yang engkau ucapkan".(HR. Bukhari dan Muslim).

Dan dalam riwayat Muslim dengan redaksi: "Dan jadikanlah bacaan-bacaan itu sebagai akhir ucapanmu”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم apabila beliau berada di tempat tidur mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَمَوَاتِ وَرَبَّ الأَرْضِ وَرَبَّ العَرْشِ العَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْـزِلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيْلِ وَالفُرْقَانِ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ وَأَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَاَغْنِنَا مِنْ الفَقْرِ

“Ya Allah Tuhan seluruh langit, Tuhannya bumi dan Tuhan Arsy yang agung, wahai Tuhan kami dan Tuhannya segala sesuatu, yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian, yang menurunkan Taurat, Injil dan Furqan (Al Qur'an). Aku berlindung kepada-Mu dari segala mara bahaya dan Engkaulah yang mengendalikan bahaya itu. Ya Allah Engkaulah yang pertama, tidak ada sesuatupun yang mendahului-Mu dan Engkaulah yang terakhir yang tidak ada sesuatupun sesudah-Mu. Engkau adalah Dzat yang Dzahir yang tidak ada yang dzahir di atas-Mu, dan Engkaulah yang Tersembunyi yang tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Mu, Lunaskanlah hutang kami dan kayakanlah kami dari kefakiran". (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Hafshah Ummul Mu’minin رضي الله عنها bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bila hendak tidur, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di bawah pipi kanan kemudian mengucapkan:

اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

“Ya Allah, jagalah aku dari azab-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu”. (HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad hasan).

Diriwayatkan dari Anas رضي الله عنه bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bila berada di tempat tidur beliau mengucapkan:

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَأَوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِي لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami, memberi minum kami, dan mencukupi kami serta memberikan tempat tinggal bagi kami, betapa banyak orang yang tidak ada yang memberikan kepadanya kecukupan, dan tidak ada yang memberikan pengayoman”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما bahwasanya dia memerintahkan seseorang apabila akan tidur agar mengucapkan:

اللَّهُمَّ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَتَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَافِيَة

“Ya Allah Engkau ciptakan jiwaku dan Engkaulah yang mematikannya, untuk-Mu kematian dan kehidupannya. Apabila Engkau menghidupkannya maka jagalah ia dan apabila Engkau mematikannya maka ampunilah ia. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesejahteraan".

Ibnu Umar berkata: “Aku mendengar do'a ini dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu akan tidur, maka hendaknya ia membalikkan sebelah dalam selimutnya dan ia kibaskan dengan kain itu tempat tidurnya kemudian sebutlah nama Allah سبحانه و تعالي, sebab sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang ada dan yang akan terjadi di atas tempat tidurnya. Apabila kamu mulai berbaring, maka berbaringlah ke arah kanan dan ucapkanlah:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّي بِكَ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا. وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا مِمَّا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِين

“Maha Suci Engkau ya Allah Tuhanku, karena Engkau aku baringkan lambungku, dan karena Engkau pula aku angkat (bangun). Jika Engkau cabut jiwaku ini maka rahmatilah ia, dan jika Engkau kembalikan ia, maka jagalahlah ia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih”. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menurut lafadz Muslim.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه bahwa Fathimah رضي الله عنها pernah datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk meminta pembantu, tapi yang ia dapatkan ‘Aisyah رضي الله عنها, maka Fathimah memberitahukan kepadanya.

Ali رضي الله عنه Berkata:”Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم datang, sedangkan kami telah mulai berbaring. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kamu berdua tentang sesuatu hal yang lebih baik bagi kamu berdua dari pada seorang pembantu? apabila kamu akan mulai tidurmu, maka bertasbihlah 33 kali dan bertahmid 33 kali serta bertakbir 34 kali. Maka sesungguhnya hal itu lebih baik bagi kamu berdua dari pada seorang pembantu”.

Ali رضي الله عنه berkata: “Tidak pernah aku tinggalkan hal tersebut semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah رضي الله عنه". (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Ubadah bin Ash Shamit رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: ”Siapa saja yang bangun dari tidurnya di tengah malam lalu ia mengucapkan:

لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الْحَمْدُ للهِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah tidak ada Ilah yang patut disembah melainkan Allah dan tiada upaya dan kekuatan melainkan dari Allah”.

Kemudian mengucapkan pula:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ

“Ya Allah, ampunilah dosaku.”

Atau berdo’a minta agar Allah سبحانه و تعالي mengabulkan amalnya; maka apabila ia shalat akan diterima shalatnya". (HR. Bukhari).

DO’A SEBELUM DAN SESUDAH
MAKAN DAN MINUM

عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِيْ سَلَمَةَ رضي الله عنهمَا قَالَ : قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ

“Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah ia berkata: “Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadaku: “Wahai anakku! sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang ada di dekatmu". (HR. Bukhari dan Muslim).

Aisyah رضي الله عنها berkata; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى فِيْ أَوَّلِهِ فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اللهَ تَعَالَى فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

“Apabila salah seorang dari kamu makan, maka sebutlah nama Allah سبحانه و تعالي pada permulaannya, namun bila ia lupa menyebut nama Allah سبحانه و تعالي pada permulaannya, maka hendaknya ia mengucapkan: "Dengan menyebut nama Allah pada permulaan dan akhirnya”. (HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Tirmidzi. Menurut Tirmidzi hadits ini hasan shahih sedangkan menurut Al Hakim; termasuk hadits shahih. Hal ini diakui oleh imam Dzahabi).

Anas bin Malik رضي الله عنه berkata; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:

إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا أَوْ أَنْ يَشْرَبَ الشُّرْبَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا

“Sesungguhnya Allah sangat ridha kepada seorang hamba yang makan satu suapan kemudian memuji-Nya dan minum satu teguk air, kemudian ia memuji-Nya”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Muadz bin Anas رضي الله عنه ia berkata; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Siapa saja yang makan suatu makanan kemudian mengucapkan:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kepadaku ini dan telah memberiku rezeki tersebut, tanpa usaha dan kekuatan dariku".

Orang itu akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan).

Diriwayatkan dari Abu Umamah رضي الله عنه; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم apabila selesai makan beliau mengucapkan :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi penuh berkah. Tidak ada memberi kecukupan, pemberi simpanan dan pemberi kekayaan atas makanan itu selain Engkau wahai Tuhan kami”. (HR. Bukhari).

DO’A DAN DZIKIR KETIKA MELIHAT SUATU NEGERI ATAU KEMBALI DARI NEGERI YANG LAIN

Diriwayatkan dari Shuhaib رضي الله عنه; bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم tidak melihat suatu negeri yang beliau inginkan untuk memasukinya kecuali selalu mengucapkan:

اللّهُمَّ رَبَّ السَمَوَاتِ السَبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ وَرَبَّ الأَرَاضِيْنَ السَبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ وَرَبَّ الشَيَاطِيْنِ وَمَا أَضْلَلْنَ وَرَبَّ الرِيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ, أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ القَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيْها, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا

“Ya Allah Tuhan tujuh langit dengan apa yang ada di dalamnya dan Tuhan tujuh bumi beserta seluruh isinya, Tuhannya syaitan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhannya segala angin dan segala apa yang diterbangkannya. Aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta yang ada di dalamnya dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta segala yang ada di dalamnya". (HR. Nasa'i dengan sanad hasan).

Anas رضي الله عنه berkata: "Kami pernah pulang bersama Nabi صلى الله عليه وسلم, hingga ketika kami menjelang sampai di kota Madinah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berdo’a:

آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابَدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

“Kami orang-orang yang kembali, orang-orang yang bertaubat, dan orang yang beribadah kepada Tuhan kami dan kami termasuk orang-orang yang memuji-Nya".

Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak henti-hentinya mengucapkan demikian sampai kami tiba di Madinah". (HR. Muslim).

DO’A DAN DZIKIR KETIKA
ADZAN DAN SESUDAHNYA

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه, أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry رضي الله عنه, sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Apabila kamu mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin". (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Siapa yang setelah mendengar adzan mengucapkan:

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ

“Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang didirikannya, berilah Muhammad kedudukan yang tinggi dan kemuliaan, serta bangkitkanlah dia di tempat yang terpuji, yang telah Engkau janjikan”.

Maka baginya syafa'atku pada hari kiamat". (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Baihaqi pada akhir do’a tersebut ditambahkan:

إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

“Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji”.

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash رضي الله عنه dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم, bahwasanya beliau bersabda: "Siapa yang setelah adzan mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا

“Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Aku rela menjadikan Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama”.

maka Allah سبحانه و تعالي akan mengampuni segala dosanya". (HR. Muslim).

Umar bin Khattab رضي الله عنه pernah berkata; bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. ثُمَّ قَالَ: اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

“Apabila muadzin menyerukan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar", maka seseorang dari kamu mengucapkan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar". Ketika muadzin menyerukan: "Asyhadu Alla ilaaha Illallah", diapun mengucapkan: "Asyhadu Alla ilaaha Illallah". Ketika muadzin menyerukan: "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah", maka diapun mengucapkan: "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah". Ketika muadzin menyerukan: "Hayya ‘alash Shalaah", maka dia mengucapkan: "Laa Haula wala quwwata Illaa Billah". Ketika muadzin menyerukan: "Hayya ‘alal Falaah", maka dia mengucapkan: "Laa haula wala quwwata Illaa billah". Tatkala muadzin menyerukan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar", diapun mengucapkan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar". Tatkala muadzin menyerukan: "Laa Ilaaha Illallah", maka diapun mengucapkan: "La ilaaha illallah".

dan jika hal ini dia ucapkan dari lubuk hatinya, maka orang itu akan masuk sorga”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al ’Ash رضي الله عنهما bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا. ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ فَإِنَّهَا مَنْـزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِيْ إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ, فَمَنْ سَأَلَ اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

“Apabila kamu mendengar muadzin (menyerukan adzan), maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian ucapkanlah shalawat atasku, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan shalawat atasku sekali, maka Allah سبحانه و تعالي akan memberinya sepuluh rahmat. Kemudian mohonlah kepada Allah untukku Al Wasilah sesungguhnya Al Wasilah itu suatu tempat di sorga yang tidak diperuntukkan kecuali bagi seorang hamba dari hamba-hamba-Nya. Aku berharap agar semoga akulah hamba itu. Siapa yang mintakan untukku Al Wasilah, maka dia akan mendapatkan syafa'atku”. (HR. Muslim).

MEMBERI SALAM, MENJAWAB ORANG BERSIN DAN DO’A UNTUK ORANG SAKIT

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنهمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟, قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al 'Ash رضي الله عنهما, ia menuturkan; pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم: “Ajaran Islam yang manakah yang paling baik?. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab: ”Kamu memberi makan dan kamu mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang belum kamu kenal”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah رضي الله عنه berkata: “Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:

لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا, وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu hal yang apabila kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian". (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

خَمْسٌ تَجِبُ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيْهِ: رَدُّ السَّلاَمِ وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ

“Lima hal yang diwajibkan terhadap seorang muslim kepada saudaranya sesama muslim; menjawab salam, mendo'akan orang yang bersin, memenuhi undangan, mengunjungi orang yang sakit dan mengikuti jenazah (sampai ke pemakamannya)". (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصُحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam: Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila ia mengundangmu penuhilah undangan itu, apabila ia minta nasihat kepadamu maka nasihatilah dia, dan apabila di bersin dan mengucapkan "Al Hamdu lillah", maka ucapkanlah "Yarhamukallah", apabila ia sakit maka jenguklah dan apabila ia mati maka ikutilah (antarkanlah jenazahnya sampai ke kuburnya)". (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ. فَإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِذَا قَالَ: هَاءَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

“Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالي cinta kepada bersin dan benci menguap. Apabila salah seorang di antara kamu bersin dan mengucapkan "Al Hamdulillah" maka menjadi hak atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit (mengucapkan "Yarhamukallah"). Adapun menguap tak lain adalah dari syaitan, maka hendaknya dicegah sedapat mugkin. Apabila seseorang yang menguap dengan mengucapkan ha ha maka syaitan akan tertawa”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

“Menguap adalah dari syaitan, maka apabila salah seorang dari kamu menguap maka hendaknya ia mencegahnya sedapat mungkin”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry رضي الله عنه, ia berkata: bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْهُ

“Apabila salah seorang di antara kamu menguap, maka hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangannya, karena syaitan akan masuk darinya”. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَلْيَقُلْ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوْهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، فَإِذَا قَالَ: يَرْحَمُكَ اللهُ, فَلْيَقُلْ : يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

“Apabila salah seorang di antara kamu bersin dengan mengucapkan "Al Hamdu Lillah", maka hendaknya saudaranya atau temannya mengucapkan "Yarhamukallah", maka hendaknya ia katakan (kepada temannya tadi) "Yahdikumullah wa yuslihu baalakum”. (HR. Bukhari).

Abu Musa Al- Asy’ari رضي الله عنه berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوْهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ

“Apabila salah seorang di antara kamu bersin dengan mengucapkan tahmid kepada Allah سبحانه و تعالي (bacaan Al hamdu lillah) maka ucapkanlah kepadanya tasymit (bacaan Yarhamukallah) akan tetapi jika ia tidak mengucapkan tahmid, maka kalian jangan mengucapkan kepadanya tasymit” (HR. Muslim).

PENUTUP RISALAH:

NASIHAT TENTANG PENTINGNYA MASALAH INI

عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيْ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قِيْلَ: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

“Diriwayatkan dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad Daari رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda: “Agama adalah nasihat”, sahabat bertanya: "Untuk siapa wahai Rasulullah? Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan para pemimpin Islam serta untuk kaum muslimin pada umumnya". (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Al Bajali رضي الله عنه, ia berkata:

بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى إِقَامَةِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

“Aku berbai’at kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk mendirikan shalat, membayar zakat, dan menasihati setiap muslim”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak sempurna Iman salah seorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai diri sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Mas’ud Al Anshari رضي الله عنه, dari Nabi رضي الله عنه bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Siapa saja yang menunjukkan jalan kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya". (HR. Muslim ).

Inilah akhir apa yang dapat saya himpun, dan saya mohon kepada Allah سبحانه و تعالي agar buku kecil ini bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Dekat.

Segala puji bagi Allah سبحانه و تعالي, Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم, kepada keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik sampai hari kiamat.

[1] Namun dalam format PDF dan Buku yang sampai kepada kami tambahan doa dari penerjemah tidak disertakan.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter